Jumat, 31 Oktober 2008

ZIARAH YES ! BID'AH NO !

Dalam berbagai hal dan kesempatan banyak orang berhujjah, berargumentasi dengan hadist melarang traveling (berniat berkunjung) ke makam Nabi Saw yang hadistnya :

لا تشد الرحال الا الى ثلاثة مساجد : المسجد الحرام, ومسجد الرسول صلى الله عليه وسلم, ومسجد الأقصى (رواه البخاري في كتاب فضل الصلاة في مسجد مكة و المدينة).

Tidak dikuatkan traveling kecuali ke tiga masjid : Masjid Al Haram, Masjid Nabawi, Masjid Aqsho. Hadist inilah yang biasanya diargumentasikan oleh orang yang berpendapat bahwa tidak boleh (haram) perjalanan semata-mata berziarah ke makam nabi Muhammad Saw dan mengkultuskan musafirnya (travelingnya) musafir maksiat. Di sini kita coba membahas mafhum hadist ini secara uslub lughowy (kaedah bahasa). Kata kunci dalam hadist ini adalah kata ILLA yakni kalau kita tidak bisa memahami kata kunci ini secara detail otomatis kita tidak akan dapat memaknai hadist ini sebagaimana yang dimaksudkan nabi Muhammad SAW dan ironisnya pemahaman kita akan tersesat. Secara teoritas bahasa yang telah ditetapkan oleh pakar atau ahlinya menetapkan bahwa kalimat yang memakai ILLA mestilah mempunyai Mustatsna (yang dikecualikan) dan mustatsna minhu (yang mengecualikan) yakni kata sesudah ILLA dinamakan Mustatsna dan kata sebelum ILLA dinamakan Mustatsna minhu. Mari kita simak, hadist di atas Mustatsnanya adalah kalimat "tsalatsatu masajid" yaitu terdapat setelah kata ILLA dan Mustatsna minhunya tidak disebutkan alias dibuang. Gambarannya begini : coba kita buat Mustatsna minhunya (kata yang dibuang) Qobrun > menjadi :

لاتشد الرحال الى قبر الا الى ثلاثة مساجد

Amati, perhatikan, teliti secara makna dan bahasa apakah susunan bahasanya bagus dan apakah anda akan mengerti mafhumnya kalau susunannya seperti demikian. Wal hal susunan kalimat seperti ini sudah melanggar syarat susunan Mustatsna, karna Mustatsna itu mesti dari jenis Mustatsna minhu.

Mustatsna minhunya Makanun > menjadi :

لا تشد الرحال الى مكان الا الى ثلاثة مساجد

Mafhum mustatsna minhunya berarti tidak boleh berbisnis, tidak boleh belajar, menuntut ilmu dan tidak boleh pergi ke tempat-tempat baik yang lain, sebab mustatsna minhunya membatasi hanya 3 tempat saja yaitu masjid haram, masjid nabawi, masjid aqsho.

Mustatsna minhunya Masjidun > menjadi :

لاتشد الرحال الى مسجد الا الى ثلاثة مساجد

Mafhum mustatsna minhunya berarti tidak dikuatkan ziarah/berkunjung ke mesjid kecuali ketiga masjid saja : masjid haram, masjid nabawi, masjid aqsho. Dengan susunan seperti ini sempurnalah bahasa, komplitlah makna secara nahwy juga lughowy sahlah disebut kalimatun fasihun baligun sebagaimana telah dikategorikan kepada Aqwal nabi Muhammad SAW, dan batallah hujjah/argumentasi orang yang berambisi menjadikan hadist ini sebagai hadist larangan berkunjung semata-mata ke makam Rosululloh Saw, justru sebaliknya hadist inilah hujjah boleh berniat semata-mata mengunjungi makam Rosululloh Saw. Hadist-hadist lain yang menunjukkan mustatsna minhunya adalah kata masijd diantaranya :

ما أخرجه الامام أحمد من طريق شهر بن حوشب قال سمعت أبا سعيد وذكرت عنده الصلاة في الطور فقال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لا ينبغي للمطي أن تشد رحاله الى مسجد ينبغي فيه الصلاة غير المسجد الحرام والمسجد الأقصى و مسجدي.

عن عائشة رضي الله عنها قالت : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أنا خاتم الأنبياء ومسجدي خاتم مساجد الأنبياء, أحق المساجد أن يزار وتشد اليه الرواحل : المسجد الحرام و مسجدي, صلاة في مسجدي أفضل من ألف صلاة فيما سواه من المساجد الا المسجد الحرام (رواه البزار).

Tidak ada komentar: